Maryanne Oketch terlempar ke ketenaran setelah menjadi wanita Kenya-Kanada termuda dan pertama yang meraih gelar satu-satunya yang selamat. Maryanne mengamankan gelar yang didambakan setelah berhadapan sengit dengan sesama finalis Survivor Mike Turner dan Romeo Escobar. Pemuda Kanada itu mengumpulkan tujuh dari total delapan suara juri, meniru penghitungan suara 7-1-0 yang diperoleh rekan Kanada Erika Casupanan yang memenangkan gelar di musim 41.
Pemain berusia 24 tahun itu mengejutkan juri ketika dia merinci rencana permainannya yang rumit di dewan suku terakhir. Kemenangan itu mungkin mengejutkan banyak penggemar Survivor, mengingat Maryanne tidak menjadi pemain utama dalam reality show yang diakui sampai sebagian besar orang buangan musim 42 telah dieliminasi. Kami menguraikan perjalanan Maryanne di Survivor dan mengeksplorasi bagaimana dia berhasil mengamankan kemenangan yang tak terduga.
8 Siapakah Maryanne Oketch?
Pemenang baru-baru ini Survivor adalah penduduk asli Kanada, lahir di Jerman dari ibu Kenya. Maryanne menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Ajax, Belanda dan menganggap kota sebagai rumah keduanya.
Anak berusia 24 tahun ini sering bepergian dan telah tinggal di beberapa kota selama hidupnya, termasuk Ontario, Kingston, Toronto, dan London. Oketch memiliki gelar sarjana dalam Kimia Terpadu dari Universitas McMaster Ontario dan saat ini terdaftar di sekolah seminari.
7 Maryanne Oketch Bertekad Untuk Memenangkan Korban
Maryanne sangat antusias berada di Survivor. Oketch juga bertekad untuk menjadi satu-satunya yang selamat dari awal.
Kegigihan dan tekad pemain berusia 24 tahun itu terlihat jelas dalam wawancara castingnya dengan CBS ketika dia mengaku, “Saya tidak pernah menyerah tanpa perlawanan. Ketika semua harapan hilang, saya akan mencari idola, berbicara dengan orang-orang, dan meyakinkan mereka bahwa saya tinggal adalah yang terbaik untuk semua orang. Saya akan melawan Survivor untuk menang, dan saya akan melakukan segala daya saya untuk melakukannya.”
6 Maryanne Oketch Meremehkan Tingkat Ancamannya Di Awal Perjalanannya Di Survivor
Kepribadian ceria dan ketidakdewasaan Maryanne Oketch mungkin membuat penggemar Survivor percaya bahwa pemain berusia 24 tahun itu keluar dari kemampuannya dan akan tersingkir dalam beberapa hari.
Namun, seperti yang kemudian diakui oleh Kanada, kejenakaan konyolnya hanyalah sebuah kedok yang dimaksudkan untuk meyakinkan sesama orang buangan bahwa dia menimbulkan ancaman minimal. Keputusan Oketch untuk mengecilkan kekuatannya berhasil dengan baik, membuatnya tetap diunggulkan sampai waktu yang tepat.
5 Maryanne Oketch Tidak Takut Mengambil Risiko
Menjelang akhir musim, Maryanne mulai berani mengambil risiko dalam upaya mengamankan kemenangan. Pada satu titik, Oketch mengatur eliminasi master manipulator Omar Zaheer dari kompetisi, mempertaruhkan beberapa aliansi penting yang telah dia buat sepanjang musim.
Maryanne merinci langkah berisiko dalam sebuah wawancara dengan TV Line yang mengatakan, “Saya akan membakar setiap jembatan jika saya tidak benar-benar mengeluarkan Omar. Karena dengan begitu Lindsay tidak akan bekerja denganku, dan Romeo akan tahu bahwa aku akan baik-baik saja jika namanya dibuang kalau-kalau Omar tidak pulang.”
4 Maryanne Oketch Membentuk Aliansi yang Berguna Dengan Suku
Maryanne Oketch sangat mahir dalam memanfaatkan keterampilan sosialnya untuk mengamankan aliansi dengan sesama orang buangan. Meskipun kepribadiannya yang unik membuatnya menjadi orang luar di episode awal musim, dia dengan cepat memulihkan dirinya dan membentuk aliansi penting dengan Mike Turner, Romeo Escobar, dan Lindsay Dolashewich.
Aliansi Maryanne dengan para pemain utama ini berperan penting dalam menyingkirkan Omar Zaheer dari kompetisi dan mengamankan tempatnya di tiga besar.
3 Maryanne Oketch Sesekali Memanipulasi Teman Sukunya
Maryanne Oketch tidak ragu menggunakan emosinya untuk memanipulasi sesama orang buangan. Selama salah satu tantangan kekebalan individu Survivor, Jeff Probst menawarkan Maryanne dan teman sukunya persediaan beras yang berlimpah jika mereka setuju untuk tidak menghadapi tantangan yang melelahkan.
Maryanne kemudian mengakui dalam pengakuan bahwa dia telah menggunakan emosinya untuk memanipulasi teman satu sukunya agar tidak duduk.
2 Maryanne Oketch Tahu Kapan Harus Mengesampingkan Emosinya
Maryanne Oketch dikenal karena menyembunyikan emosinya dan menunjukkan kesetiaannya kepada sukunya. Namun, siswa seminari berusia 24 tahun itu juga berhati-hati agar emosinya mengaburkan penilaiannya dan akan mengesampingkan emosinya ketika pilihan yang rasional dan sulit harus dibuat.
Kemampuan Maryanne untuk mengabaikan kasih sayang dan kesetiaannya kepada sesama orang buangan terbukti saat dia bergabung dengan suku tersebut dalam melenyapkan sekutu lamanya, Lindsay Dolashewich.
1 Maryanne Oketch Sangat Strategis
Kemampuan Maryanne Oketch untuk berpikir secara strategis tidak terlihat di episode-episode awal musim ini. Namun, di dewan suku terakhir, menjadi jelas bahwa Oketch sangat ahli dalam mengembangkan dan menjalankan strategi.
Maryanne memanfaatkan aliansinya dengan Mike Turner untuk membuatnya memainkan idolanya, meskipun sudah memiliki idola. Maryanne juga berhasil menjaga rahasia idola dari sesama orang buangan sepanjang musim, menyimpan totem yang didambakan untuk wahyu yang menakjubkan di dewan suku terakhir.