Peter Dinklage telah berbicara menentang kritik yang mengecam perannya dalam film 2018 My Dinner With Herve. Pada tahun-tahun setelah penampilannya di Game of Thrones, bintang tersebut memerankan mendiang aktor Prancis Hervé Villechaize dan penampilannya dikecam oleh para kritikus yang menyebutkan bahwa Dinklage, seorang aktor kulit putih, seharusnya tidak menerima peran Villechaize.
Dinklage berbicara menentang kritik selama podcast Awards Chatter, seperti yang dilaporkan oleh Mediaite. Aktor itu menjelaskan bahwa para kritikus secara keliru percaya Villechaize adalah orang Asia, tetapi aktor itu adalah orang Prancis. Villechaize juga terlahir dengan dwarfisme, seperti Dinklage sendiri.
Peter Dinklage Ingin Sebuah Kata
Aktor pemenang penghargaan menyalahkan ulasan "kritis" karena mencoba untuk menjadi "benar secara politis," padahal sebenarnya tidak. "Semua orang mulai sedikit kritis," kenang Dinklage, menambahkan, "Saya pikir orang harus sangat berhati-hati."
"Dalam upaya untuk menjadi benar secara politik, mereka salah secara politik. Orang-orang yang mencoba untuk benar secara politik menilai Herve karena penampilannya," lanjutnya. "Herve bukan orang Filipina, dia memiliki bentuk dwarfisme yang memberinya penampilan luar tertentu. Herve Villechaize adalah orang Prancis."
Aktor mengatasi kritik dengan menertawakannya bersama saudara Villechaize, Patrick, yang berteman dekat dengannya. Dinklage merinci bahwa keduanya bercanda tentang seberapa cepat dunia menilai seseorang berdasarkan penampilan mereka, mengira mereka melakukan hal yang benar padahal sebenarnya tidak. Pemenang Emmy juga merasa "sedih dan frustrasi" tentang betapa munafiknya ulasan tersebut.
Momen Game Of Thrones Favorit Sang Aktor Mengejutkan
Dalam percakapan baru-baru ini dengan The New York Times, aktor tersebut mengingat salah satu momen favoritnya di Game of Thrones HBO, momen mengejutkan yang terlihat di akhir acara tersebut.
Karakter Dinklage, Tyrion Lannister, memiliki beberapa momen ikonik sepanjang pertunjukan, tetapi salah satu favoritnya adalah ketika naga Daenerys Targaryen (Emilia Clarke) membakar Iron Throne.
"Salah satu momen favorit saya adalah ketika naga membakar takhta karena itu membunuh seluruh percakapan, yang benar-benar tidak sopan dan agak brilian atas nama pembuat acara," katanya dalam wawancara.
The Iron Throne adalah bagian besar dari Game of Thrones, seluruh pertunjukan mengarahkan percakapan seputar pemimpin yang akan menaklukkannya. Jadi tampaknya penghancuran kursi kekuasaan itu sendiri merupakan suatu ironi puitis, yang tampaknya dikagumi Dinklage.